CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

LIRIK LAGU DATO' SITI NURHALIZA

Azimat Cinta

Cahaya cinta menyinar
Berkilauanlah selautan kasih
Bercahaya
Bagaikan butiran permata
Seolah-olah terapung
Dipermukaannya

Daku menjejaki pantai rindu
Mengutip kasih yang terdampai
Kau merantaikannya satu demi satu
Dengan kasih sayang mu
Kini menjadi kalungan azimat cinta

Walau tidak dibasahi hujan
Namun tempiasnya menyegarkan
Biarpun rembulan tidak di ribaan
Namun cahayanya cukup menerangi bayangan

Harumlah cinta duniawi
Sewangi kasturi syurgawi
Semoga bahagia jadi milik kita
Nan abadi selama-lamanya

Daku menjejaki pantai rindu
Menyaksikan rintihan berlalu
Ombak resah yang menghempas diri
Hanyutkanlah kedukaan
Bawalah jauh daripada bayangan

Andai sinar mentari
Terlindung di balik redupan awanan
Yang berlabuh
Singkaplah tirai kasihmu
Agar bisa ia menyinarkan cahayanya
Untuk kita berdua

Badarsila

Bagaikan di lentur sutera
Mentari meminjam sinarnya
Bagaikan di suluh hatinya
Menetap di persada

Bagaikan diseru rindunya
Di awan tersembunyi wajahnya
Bagaikan di risik malunya
Tersingkap di hamparan... (indahnya)

Cahaya
Melingkar singgahsana
Badarsila
Bagaikan angin syurgawi
Melindungi cinta suci

Sampai keresahan
Dari jiwaku keliru
Moga dilimpahi
Rindumu selalu

Sinar menerangi
Terasa dingin bak salju
Lamaran nurani
Menyentuh hatiku

Suara kau bisikkanlah
Di langit tujuh ku berdiri
Rindumu menggamit jua
Merentang bagaikan pelangi

Suara kau dengarkanlah
Kesumaku merintih duka
Wasilah mu menyentuh jiwa
Restu mu bagaiku bermimpi

Resah... terungkai...

Titisan embun tersusun
Berangkai emas bertitik
Jalanan gundah gulana
Menghemburkan hujan

Naluri tersentuh
Dipandang ke langit nan ringan
(Sejambak) kasih menguntum
Genderang kehidupan

Kasih... melingkar keresahan
Cinta suci... bagaikan angin syurgawi...

Cahaya
Limpahkanlah sentuhan sinarnya
Seluruh alam

Kan kudaki merentasi menyusuri
Kepadamu tuan... indahnya

Cahaya
Melingkar singgahsana
Badarsila
Bagaikan angin syurgawi
Melindungi cinta suci

Sinarkan... Badarsila

Beradu Di Khayalan

Beradu dalam jiwa lena dalam rindu
Hanya kasih dan sayang membuai khayalanku
Izin ku meyelami segenap penjuru
Agar tak mungkin cinta terus membeku

Kini berlalu semua kenangan
Sepi berlagu membelai perasaan
Tanpa ku sedari kau menghilang
Bersama bayangan
Airmata ku menjadi saksi kerinduan

Cinta amat mendalam tidak kesampaian
Dikau kini di awangan tak tercapai tangan
Detik-detik yang manis kekal di ingatan
Sebagai manisan bunga
Bersemi di dalam impian

Kini berlalu semua kenangan
Sepi berlagu membelai perasaan
Tanpa ku sadari kau menghilang
Bersama bayangan
Airmata ku menjadi saksi kerinduan
Seharum cinta di taman
Kasih beradu di khayalan
Oh hangat cinta
Yang membelai sejujur hati

Bicara Manis Menghiris Kalbu

Satu per satu teman
Ada disekeliling mu
Satu per satulah jua
Tinggalkan diri mu
Cumalah aku sahaja
Yang masih lagi bertahan
Memendam rasa

Bulan madu yang indah
Sudah sampai kehujungnya
Engkau pun mula berubah
Dan beralih arah
Kata-kata manis
Tiada lagi ku dengar
Hidup ku pula makin tawar

Tiap bicara manis
Bagaikan selumbar bisa
Kau tanam di jiwa
Tak terlihat oleh pandangan
Mata mu

Tiap bicara manis
Memujuk dan merayu ku
Tak usah berlalu
Dan merajuk bawa hati pilu

Andai sudah tiba masa
Dan tiada jodoh kita
Biar kita berpisah... dari merana

Tiap bicara manis
Bagaikan selumbar bisa
Kau tanam di jiwa
Tak terlihat oleh pandangan
Mata mu

Tiap bicara manis
Memujuk dan merayu ku
Tak usah berlalu
Dan merajuk bawa hati pilu

Keikhlasan hati ku
Bukanlah untuk di balas
Cukuplah sekadar
Jadi kenangan waktu berjauhan

Tiap bicara manis
Bagaikan selumbar bisa
Kau tanam di jiwa
Tak terlihat oleh pandangan mata mu

Andai sudah tiba masa
Dan tiada jodoh kita
Biar kita berpisah...
Dari merana

Bisikan Asmara

Pada bisikan yang pertama
Ungkapan kata yang bermakna
Membuai syahdu sukmaku
Tika meniti bersamamu

Aku rakamkan segala
Di lubuk hati bertakhta
Walau di mana ku berada
Kau tetap hidup dalam jiwa

Bisikan asmara yang pertama
Terpahat untuk selamanya
Tercipta pengalaman yang indah
Hingga kini masih terasa

( Bisikan asmara oh...
Bisikan asmara )

Cinta mengukir rasa rindu
Di bawah awan setuju
Dalam meniti hariku
Tak sabar untuk bersamamu

( Bisikan asmara oh...
Bisikan asmara )

Bisikan Hati

Dengarlah bisikan hasrat hati
Yang merindu menjelma kembali
Ingatanku yang telah lalu
Bersama berjanji sehidup semati

Kini tinggal hanyalah kenangan
Dikau hilang di mana gerangan
Tiada berita kudapati
Hanya ingatanku di masa yang lalu

Kasihanlah kepada ku sayang
Tiap hari jua wajahmu terbayang
Ampunkanlah segala dosaku
Seandainya kita tak lagi bertemu

Dengarlah bisikan hasrat hati
Yang merindu menjelma kembali
Ingatanku tetap bersemadi
Walaupun kau kini telah mungkir janji

Ingatanku tetap bersemadi
Walaupun kau kini telah mungkir janji
Kasihanlah kepada ku sayang
Tiap hari jua wajahmu terbayang
Ampunkan lah segala dosaku
Seandainya kita tak lagi bertemu

Dengarlah bisikan hasrat hati
Yang merindu menjelma kembali
Ingatanku tetap bersemadi
Walaupon kau kini telah mungkir janji

Bukan Cinta Biasa

Begitu banyak cerita
Ada suka ada duka
Cinta yang inginku tulis
Bukanlah cinta biasa

Dua keyakinan beza
Masalah pun tak sama
Ku tak ingin dia ragu
Mengapa mereka selalu bertanya

Cintaku bukan diatas kertas
Cintaku getaran yang sama
Tak perlu dipaksa
Tak perlu dicari
Kerna kuyakin ada jawabnya oh...
Andai ku bisa merubah semua
Hingga tiada orang terluka
Tapi tak mungkin
Ku tak berdaya
Hanya yakin menunggu jawapnya

Janji terikat setia
Masa merubah segala
Mungkin dia kan berlalu
Ku tak mahu mereka tertawa

Diriku hanya insan biasa
Miliki naluri yang sama
Tak ingin berpaling
Tak ingin berganti
Jiwa ku sering saja berkata

Andai ku mampu ulang semula
Ku pasti tiada yang curiga
Kasih kan hadir tiada terduga
Hanya yakin menunggu jawapan

Dalam Taman Syahdu

Oh... Oh...
Rintik hujan gerimis yang tiba
Mengiring retak kasih rindu ku
Amat dalam luka yang ku rasa
Oh... makin terpendam
Kian membakar ku

Perasaan ku terpinggir dan menyepi
Kehilangan mu amat menyakitkan
Di dalam jiwa ini
Masih tak mengerti
Aku rindu belaian kasih mu

Walaupun cinta kita
Ditakdirkan berpisah... oh
Di pintu syurga
Ku menanti mu... oh
Di pintu syurga
Ku menanti mu

Terpenjara kesepian meronta
Merintihi kegersangan
Tinggallah kekasih ku
Dalam taman syahdu
Ku melangkah penuh rasa pilu

Diselami erti cinta
Pastikan berjumpa... oh
Di sana cinta
Kekal selamanya...oh
Di sana cinta
Kekal selamanya

Terpenjara kesepian meronta
Merintihi kegersangan
Merintihi...
Kegersangan

Debaran Cinta

Kau hadir mengisi kekosongan hati
Menyeri sebuah jiwa oh... yang sepi
Kau pergi tanpa aku menyedari
Terperangkap dalam cinta yang tak pasti

Aku pun keliru terdiam membisu
Terasa bagai kehilanganmu
Kau lafazkan cintamu tetapi aku ragu
Mengapa kini ku merindu

Walaupun ku mencuba tuk melupa
Namunku tidak berdaya
Terasa gelisah bila kau tiada
Oh... kasihku inikah debaran cinta

Alunkan irama kasih dan sayangmu
Lagukan dengan nada cinta yang Satu
Sandarkan resah jauh ke puncak rindu
Damaikan hati dengan bisikan cintamu

Kini bermula getar asmara
Sejak bersua
Naluri hatiku berkata
Dikau ku cinta... mungkin kau jua
Merasakannya... di hati
  

Demi Kasih Kita

Kasih sayangku
Tak dapatku meluahkan
Hanya kau saja
Di dalam sanubariku

Kebahagiaan
Hasil kepercayaanmu
Membuatku yakin pada dirimu
Untuk selamanya

Kesedihanku hadapi
Semakin pudar kini
Hanya tinggal memori
Ku maafkan segalanya
Kesalahan dirimu
Demi kasih kita

Kini ku kembali
Ke pangkuan yang abadi
Dan ku sedari
Betapa besarnya cintamu padaku

Di Sini Ku Berjanji

Di sini ku berjanji
Setia keakhir nanti
Berhias ceria atau bias duka
Engkau tetap ku cinta

Di taman syurga ini
Segalanya berakhir
Gugurnya cempaka
Harumnya berlalu
Dan tinggallah ku sendiri

Lagi dihina
Sedang hatiku masih terluka
Kau bukan seperti
Yang aku kenali
Waktu kita bercinta
Mengapa tak seperti dulu
Di waktu kita bercinta

Sepinya taman ini
Sunyilah lagi rintihan tangis di hati
Inginku lenyapkan
Namun di kejernihan air
Wajahmu ku terbayang

Tak percaya... kau
Berubah sekelip mata
Benarku bagimu salah
Mungkin alasan semata
Takkan cinta
Hadirnya sekilas cuma
Yakin ku di sudut hati
Aku masih kau cintai

Mengapa tak seperti... dulu
Di waktu kita bercinta
Sepinya taman ini
Sunyilah lagi rintihan tangis di hati
Inginku lenyapkan
Namun di kejernihan air
Wajahmu ku terbayang

Diari Hati Mu

Biarkan aku
Menjalin asmara
Dengannya yang ku cinta
Jangan ku dihalang
Walau pedang bukan penghalang

Gelora rindu
Buat ku merasa tersiksa
Jauh darinya
Andai ku punya sayap
Kau di bulan akan ku jelang

Kasihku dengarlah
Suara hatiku
Kata hati ini
Hanya dirimu seorang
Yang ku sayang

Kekasih tulis namaku
Di dalam diari hatimu
Kekasih setiap senyummu
Pengubat rindu di hatiku

Puisikan segala janji-janji kita
Bakar semua kepalsuan

Gelora Asmara

Pertemuan yang tak diduga
Renunganmu mempesona
Memukau hati dan minda
Menerbitkan suatu rasa di jiwa

Gemuruh tiba-tiba jiwaku
Gentar menyambut salam darimu
Tidak terlahir kata-kata
Senyuman pengganti bicara

Kiranya dulu ku pernah terluka
Dalam bahagia hati ku tersiksa
Dalam ceria aku sebenarnya gerhana

Hadirnya kau dalam hidupku
Membawakan sinar baru
Dan kini rindumu
Sering datang untuk bertemu

Apakah kau merasakannya
Bagai ada gelora asmara
Bahangnya melodak di jiwa
Hingga tak tertanggung rasanya di hatiku

Hati Kama

Mengindang-ngindang padi huma
Mengindang dalam tampian
Memandang-mandang hati kama
Memandang dalam renungan
Bisik-berbisik pada pekerti mulia
Risik-merisik mana lahir asal usulnya

Mendengar suara lela lebur
Bertentangan mata panah arjuna
Terbayang senyuman bunga gugur
Siapa gerangan bagaikan betara

Adakah dia hamba sahaya
Ataupun bijak mentafsir mimpi
Mungkinkah jua benar diduga
Hingga terusik hati nurani

Tawanlah jiwa ku
Bebaskan sayap juwita
Turutlah janji ku
Tinggalkan segenap lara

Burung yang terbang
Salam utuskan salam
Pada renungan pandang
Selayang pandang

Bukan betara ( 2 x )
Atau pesona ( 2 x )
Insan biasa ( 2 x )
Ah....

Indah Percintaan

Indahnya percintaan
Bersamamu

Terlena dibuai
Kasih sucimu

Rindu yang kualami
Dari hati tak ku sangsi
Luka yang semalaman
Ku noktahkan

Indahnya percintaan
Bersamamu

Bertemu dirimu
Tikaku perlu

Takku mimpikan begini
Dulu takku percayai
Oh kasih

Pertama kita bertemu
Sememangnya ku meragu
Oh salam perkenalan
Yang dirimu hulurkan

Tak pasti pula ku mengapa
Mungkin kerna ku terasa
Perlu mengenal dulu
Hati budi dirimu

Kesabaran ku menanti
Terbukalah pintu hati
Menyambut keikhlasan
Kasih seorang insan
Ku terima
Dirimu yang istimewa

Yang ku pinta yang kuharapkan
Oh bahagia terus berkekalan
Janji mu kan ku ingat ku pegang
Oh sayang

Jalanan Berduri

Awan mendung yang berarak kedinginan
Lautan keruh yang bergelora kecewa
Bayu nan lembut yang berhembusan kesedihan
Kini jadi taufan kehilangan haluan

Sekian lama daku mencari bahagia
Namu tiada ku semukanya di mana
Jalanan ku tempuh penuh duri
Beginikah suratan hidupku ditentukan

Mengapa duka lara seringkali melingkari diri ini
Bilakan berakhir kisah pilu dari hidupku
Ingin ku pergi bawa hati
Jauh ku pergi bawa diriku yang sepi
Oh mungkinkah ku bertemu oh bahagia yang ku cari

Segala kepahitan ku rasa ku pendamkan
Tak mungkin dapatku meluahkan pedihnya
Biarlah daku mengharunginya sendirian
Waktu sakitnya daku rasakan derita

Janji

Mengapa kau lupakan (2x)
Janji yang kau berikan
Janji yang ku harapkan
Siang ku nantikan
Dan malam aku mimpikan
Mengapa kau lupakan
Oh...oh... oh sungguh kau tak pandai menimbang rasa
Kerana janjimu diriku tersiksa (2x)

Sungguh kau tak fikirkan
Betapa ku derita

Mengapa kau lupakan (2x)
Janji yang kau berikan
Janji yang ku harapkan
Siang ku nantikan
Dan malam aku mimpikan
Mengapa kau lupakan

Janji Kasih

Mata yang memandang
Tak merasa keluh resah
Senang berbicara...

Namun mungkin
Takkan memahami
Yang tersimpan... disanubari
Yang ku yakin
Apa yang terjadi
Menguji kesungguhan di hati...

Berjanji takkan berlalu pergi
Kasih pasti kan bersemi nanti
Mencipta sinar bahagia bersama
Aku kan buktikannya
Ke akhir nafasku ini

Masa telah memaksa
Ku lontarkan kata-kata
Agar kau mengerti

Tidak akan berterusan lagi
Kesedihan yang ada di hati

Kerna aku tak mampu menipu
Menyata keinginan... di kalbu

Suatu hari kan menjelang jua
Saat bersatu diantara kita oh...
Suatu masa kan terbukti nyata
Duniakan menjadi saksinya

Berjanji takkan berlalu pergi
Kasih pasti kan bersemi nanti
Mencipta sinar bahagia bersama
Aku akan buktikannya
Ke akhir nafasku ini

Merantai jiwa takkan berpisah
Merungkai gundah menguntum indah
Terbuka hati yang lama melara
Akan ku buktikannya
Ke akhir nafasku ini

Jawapan Di Persimpangan

Perjalanan hidup ini sangat panjang
Bagaikan kembara yang tiada hujungnya
Di sini ku berdiri di persimpangan
Jauh pandangan yang kini ku renung

Oh di manakah kau yang ku cari
Dalam kembaraku ini
Mengapa kau singkir ku ke tepi
Bagaikan ku tak berharga lagi

Perjalan hidup ini yang mencabar
Menguji segala kekuatan
Dalam kembara yang penuh debar
Ku berpegang jalanMu oh Tuhan

Jerat Percintaan

Dalam pertemuan ini
Kita terperangkap sudah
Dalam jerat percintaan
Yang tidak disangkakan

Aku telah jadi lupa siapa diriku ini
Engkau juga dihanyutkan
Oleh arus percintaan

Tapi pabila aku sedar diri siapakah aku ini
Aku tertanya sendiri apakah akan terjadi

Oh apakah kita kan teruskan
Di dalam arus percintaan
Perlukah kita untuk berkorban
Demi pertahankan kebahagian

Dalam persimpangan ini
Ku masih terus menanti
Dalam rasa keharuan
Di manakah akhirnya

Joget Pahang

Melenggang hai
Melenggang dengan tari lenggang
Kalau baik hati
Nanti orang pun sayang (2x)
Dari Melaka ke negeri Pahang
Singgah di Johor beli berangan (2x)

Kami ucapkan selamatlah datang
Apa yang kurang dicaci jangan

Melenggang hai
Melenggang dengan tari lenggang
Kalau baik hati
Nanti orang pun sayang (2x)

Pukullah gendang hai kulit kerbau
Dalam majlis tari menari (2x)

Sayalah ini bang hoi dagang merantau
Mengharap belas orang di sini (2x)

Melenggang hai
Melenggang dengan tari lenggang
Kalau baik hati
Nanti orang pun sayang (2x)

Negeri Pahang aman sentosa
Kaya dengan tumbuh-tumbuhan (2x)

Niat di hati bang oii...
Nak buat jasa
Mudah-mudahan Tuhan kabulkan (2x)

Melenggang hai
Melenggang dengan tari lenggang
Kalau baik hati
Nanti orang pun sayang (2x)
  

Kau Kekasih Ku

Indah di mata... indah dijiwa yang berahi
Bagaikan direnda... terpesona penuh asyik
Dan kubelai... sisir angin yang berbisik
Bukan rahsia... kau kekasih ku...

Pecahan ombak...yang menyentuh pipi ini
Pedih rasa hati... bagai ditusuk panah duri
Dan kusapu... kerna kabur pandanganku
Dalam langkah... tarian cintamu

Duhai malam... tiada bintang...
Menghiasi... taman kasih ini...
Hanya aku... sendirian...
Tak berteman... keseorangan...

Kekasih ku... hanya aku...
Yang memuja... sisa cinta ini...
Seandainya... ombak laut...
Surut lagi... aku pergi... oh...

Kekasih ku... oh...

Seiring camar pulang... setia pada janji
Itu doa ku... selama ini...

Dari mata... dari jiwa yang berahi
Makin kumengerti... istilah percintaan ini
Moga nanti... ada seru menyatakan
Kau kekasih... hingga ke akhirnya...
Kau kekasih... hingga ke akhirnya...
Oh... kekasih

Kau Ku Sayang

Kau tersenyum
Ku terpaku
Cahya di wajahmu
Hanyalah untukku

Sinaran matamu
Menusuk di kalbu
Tak mungkin ku melupakan
Sebegini pengalaman
Lalu hati pun berkata
Segala untukmu

Satu masa nanti
Pasti kau temui
Tabahkanlah hati
Jangan lupakan Ilahi

Akan tiba bahagia
Tak mungkin sendirian
Terhurai dalam lagu berkumandang
Di buai dalam mimpi
Kau ku sayang

Segala untukmu

Khayalan Cinta

Tiap malam menari
Menari dengan kekasih
Kini tinggal sendiri
Berduka dan bersedih

Tidak guna cemburu
Kerna pilihan hatimu
Kau cerminkan diri
Segala yang terjadi

Khayalan cinta yang kau buru
Hanyalah layanan nafsu
Mendendangkan kau lagu indah
Menghiburkan insan yang dusta

Andai engkau menurut
Khayalan dengan kekasih
Hanya engkau memeluk
Bayanganmu sendiri

Lupa tari kekasih
Tak guna kau bersedih
Kau aturlah sendiri
Rentakmu untuk menari

Kita Kan Bersama

Kini sampailah waktunya
Hari yang aku tunggu-tunggu
Menyambut bersama-sama
Dengan kekasih hatiku

Oh... indahnya malam ini
Bila kau di sisi
Ku gembira sekali
Oh... indahnya malam ini
Menari menyanyi di hari jadimu

Kau yang ku sayang
Kau yang ku puja
Di mana saja
Kita kan bersama

Mari gembira
Mari menyanyi
Menari-nari
Riangkan hati

Hilangkanlah rasa rindu
Jangan termenung sendiri
Mari hiburkanlah hati
Menyanyi-nyanyi dan menari

Oh... indahnya malam ini
Bila kau di sisi
Ku gembira sekali
Oh... indahnya malam ini
Menari menyanyi di hari jadimu

Kau yang ku sayang
Kau yang ku puja
Di mana saja
Kita kan bersama

Mari gembira
Mari menyanyi
Menari-nari
Riangkan hati

La la la la la...

Ku Milikmu

Sememangnyaku
Seringkali menunggu
Oh renunganmu
Bagai memanah dikalbu
Ku bertanya
Oh siapa
Gerangannya

Dan kini ku menanti
Kau bersuara
Tidak mungkin aku yang
Memulakannya dulu...

Jika engkau cuba mengerti
Apa yang tersirat dihati
Apa lagi perlu kau ragu
Ku milikmu
Cubalah engkau menghayati
Isyarat cinta yang diberi
Jika dirimu tahu
Ku milikmu

Jangan nanti
Debarku kian berakhir
Menunggumu berubah pula
Nanti hatiku
Yang kumahu
Dirimu
Mendekatiku

Kemaskan langkahmu
Aturbicaramu
Manisnya kurasa
Andai bersama oh...

Walaupun diriku
Sering saja diganggu
Dipujuk dirayu
Oh...
Hanya kau difikiranku
Dirimu yang ku nantikan

Kurik Kundi

Nak berkabar tingginya budi kita ya tuan
Nak berkisar kaya tutur bicara
Kalau tinggi untung jadi bintang
Oh... oh... oh...
Kalau rendah masih jadi intan

Teratak mahligai bak dipayung teduhnya
Bila budi melingkar anak asuhan
Adat yang lama berbudi berbahasa
Akar kehidupannya

Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh... oh... oh...
Pantun lama tinggi kiasannya

Berpantun seloka sambil menari canggung
Serentak melangkah rentak timur diarak
Gurau senda
Sopannya dijaga
Sepakat makin kukuh terikat

Hang dok pi hang dok mai
Lagu tu lagu mana
Pi sini pi sana depa menghela sakan
Awatlah dok kalut megah condong ke barat
Mai kita...

Pakat tarik ramai-ramai
Biar ke timur condongnya

( Perak )
Ada...O...ada E...
Bunyinya tidaklah serupa
Erti tidak berbeza

Betui yong betui sungguh
Betui ape di kate

Selembut tarian hoi...
Nak muda berlotah
Tutur bahasanya

Maghi yop maghilah yong
Maghi kita memikio
Parit dengan kuala
Cakap tidak serupe...(ateh)

Dihitung beratus beratus bilangan
Digali beratus-ratus terpendam
Saga dalam lagu pada indah syairnya
Kundi dalam tarian
Indah lenggok tarinya
Aduhai indahnya...

( Negeri Sembilan )
Mana usang diperbarui
Mana lapuk hai dikajangi
Mana elok dipakai ondeh dipakai
Kalau singkat cantik manis
Disambungkan...
Kalau panjangan cantik manis...
Mintak dikerat...

Yo sungguh yo bonar
Kato sungguh dikato

Muafakat ya tuan
Ibu adat di ondeh tidak dilupa

Tak boghodat
Minum tidak bergula
Tak bobudi
Pohon tidak berbuah
Tak boghodat
Minum tidak bergula
Tak bobudi
Bagai pohon tidak berbuah

Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh...oh...oh...oh...
Pantun lama tinggi kiasannya

( Kelantan )
Teghtek teghning oghe kito
Hok tu keno jago
Jange sapa berlete kale
Luar napok come jange dale
Habih kuca lembe
Luar napok come
Jange dale habih kuca lembe

( Sabah )
Membubutlah bayu
Lalu limpas siring semalu
Mengalai bagai tari sesuku
Tari sesuku

( Sarawak )
Selembut madah begitu taghi
Sek ada sakit ghasa di hati
Kame` nyambut madah tuan hulurkan
Kita` nyambut madah kame` hulurkan

Nak berkabar tingginya budi kita ya tuan
Nak berkisah kaya tutur bicara
Kalau tinggi untung jadi bintang
Oh... oh... oh...
Kalau rendah masih jadi intan

Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh... oh... oh...
Pantun lama tinggi kiasannya

Lagu Gembira

Andai aku pandai menyanyi
Tua muda miskin dan kaya
Tentu suasana gembira
Mendengar suara merdu
Bagai buluh perindu
Banyak orang rindu

Andai aku pandai menyanyi
Tua muda miskin dan kaya
Tentu suasana gembira
Mendengar suara merdu
Bagai buluh perindu
Banyak orang rindu

Ho... ho... ho... ho...
Ho... ho... ho... ho...

Ha ha ha ha...
Ha ha ha ha...
Ha ha ha ha...

Ku menghibur hati duka
Hilang nestapa datang suka
Bintang di balik awan senyum
Lalala... Lalala...
Lalala... Lalala...

Lalala... Lalala...
Lalala... Lalala...

Laguku Di Hatimu

Kan ku daki gunung impian penuh cabaran
Kan ku harung lautan cita dalam kesabaran
Kan ku tawan sinaran bintang di genggaman awan
Ku satukan menjadi restu
Perjalanan rentasi perjuanganku

Laguku bertakhta di hatimu
Menggetar rasa
Tepukan bergema mempesona
Daku bahagia

Walau apa ku tempuhi
Kau tetap setia di sisi
Suka duka silih berganti
Menguji diri

Ada waktunya dugaan
Sehingga mencabar keimanan ini
Namun langkahku tidak terhenti

Laguku bertakhta di hatimu
Menggetar rasa
Tepukan bergema mempesona
Daku bahagia

Pimpinlah tanganku pada sinar
Yang paling terang
Semoga diriku tidak malang
Dan jua kecundang...

Langkah Di Persada

Satu demi satu rahsia
Hadir menyentuh rahsia
Dalam duka dalam gembira
Melangkah terusan jua

Disini... bermula
Genggam impian nyata
Disini... saatnya
Mencapai bintang
Di angkasa... bercahaya

Berliku jalan ditempuhi
Lautan di renangi
Selagi upaya berdiri
Satukan impian suci

Disini... bermula
Sinar menusuk jiwa
Disini... saatnya
Mengatur langkah
di persada... bahagia

Satu harapan dalam impian
Teguh di hati bukan khalayan
Berhias seribu kenangan
Menyulam kemesraan
Sinaran gemilang menanti
Hadir impian abadi

Berliku jalan ditempuhi
Lautan di renangi
Selagi upaya berdiri
Satukan impian suci

Disini... bermula
Sinar menusuk jiwa
Disini... saatnya
Mengatur langkah
Di persada... bahagia

Mekar bersemi ikrar dihati
Tiada kilauan mengunci diri
Selagi bersinar mentari
Tiada gentar diuji
Sinaran gemilang menanti
Hadir impian abadi

Disini... bermula
Genggam impian nyata
Disini... saatnya
Mencapai bintang
Di angkasa... bercahaya

Disini... bermula
Sinar menusuk jiwa
Disini... saatnya
Mengatur langkah
Di persada... bahagia

Mahligai Asmara

Terkenang saat pertemuan antara kita
Detik cinta mula berbunga indahnya ku rasa

Bila rindu kita pastikan bertemu
Hilanglah kesunyian di kalbu
Bila rindu kan ku sebut namamu
Seakan kau di sisiku

Oh kasih marilah padaku
Kita bersama membina mahligai asmara
Kan ku hiasi tamannya
Dan ku tanamkan bunga cinta ooo
Ingin rasa ku nyatakan pada dunia
Hanyalah dirimu yang teramat ku sayangi

Bahagianya ku rasakan
Dulu dan kini
Kisah cinta antara kita
Sungguh mempesona

Nian Di Hati

Suburnya nian sukar dimadah
Mekar jiwa dilamar mimpi
Kasih sepantun tulisnya sudah
Hanya rindu ikatan hati
Berlumpur intan seri masih bertandang
Bagai bulan dipagar bintang

Angin berderu ombak mengalun
Melambai daun sedang rimbun
Sarat di hati rindu ditanggung
Airmata ku tak terbendung
Dikau ku sanjung cinta suci terulung
Di jiwa ku semakin ranum

Terpadamlah gundah di hati
Setenangnya air di kali
Hilanglah resah terpancar naluri
Janji yang diikat teguh... berdiri

Lafazlah sejujur hatimu
Setulus halusnya budimu
Damaimu sesudah gerimis
Bawa daku bersama meniti pelangi

Ku yakin di sana menanti
Mahligai kencana abadi
Disaluti sutera asli
Selimut cinta aroma harum kasturi

Kasihmu beraja di hati
Kasihku bertahta di jiwa
Walaupun tiada di mata
Cintamu tetap sebati

Sungguh bererti kasih dan sayang
Seribu sumpah kau tunaikan
Cinta berkurun kasih berzaman
Kerana sayang ku turutkan
Guruh di laman umpamanya gurindam
Mengusap di hati yang rawan

Nirmala

Diciptakan seorang insan
Lembut hati bak redup pandangan
Pabila berkata
Seluruh alam menyaksikan kesyahduan
Bagai tersentuh rasa percaya
Tika terdengarkan

Aduhai...

Telah jauh berkelana entah di mana
Ada rasa hanya kuntum kasihnya
Khabar itu merelakan perjalanannya
Ada jiwa hanya kuntum kasihnya

Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Telah mekar hati seindah purnama

Dipujuk segala rajuk
Sepi rindu adakala
Meracun imannya

(Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Hati mekar seindah purnama)

Siapa menyapa bagai pelita
Arah yang menghilang tika gelita
(Duhai kasih bulan saksi)

Tatap tidak ditatap
Kotakan di dada yang terdetik
Temukan sang cinta

(Angin pun mula bercerita
Semesta nyata terpedaya)
Kekasih tak berbahasa
Getir fikir derita mengharap
Suara...

(Tangis bagai gerimis
Hati bak tasik pedih
Cuba cari hakikat
Temukan azimat)

(Kasih gundah gerhana
Diam tak berirama
Gusar tambah gementar
Tak tertanggung rasa)

Nun dari sana
Telah turun berbicara
Sang kesuma bidadari syurgawi

Sesungguhnya berkasihlah
Di antara manusia
Perindah segala kata-kata
Bahagia itu janjinya

Mengapa kita sengketa
Rentaslah jalan terbuka
Tanpa dusta

(Telah teguh di garis... Karma!)

Telah jauh berkelana entah di mana
Ada rasa hanya kuntum kasihnya
Khabar itu merelakan perjalanannya
Ada jiwa hanya kuntum kasihnya

Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Telah mekar hati seindah purnama

Dipujuk segala rajuk
Sepi rindu adakala
Meracun imannya

(Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Hati mekar seindah purnama)

Tangis bagai gerimis
Hati bak tasik pedih
Cuba cari hakikat
Temukan azimat

Kasih gundah gerhana
Diam tak berirama
Gusar tambah gementar
Tak tertanggung rasa

Oda Bumi Anbia

Iznkanlah aku bercerita
Sebuah kisah yang telah engkau tahu
Dari kaca TV dan di dada-dada akhbar
Kau sendiri melihat dan mendengarnya bukan?
Penganiayaan datu bangsa terhadap
Satu bangsa yang lain
Begitulah apabila kemanusiaan
Di penghujung kewarasan
Merengkok tubuh mungil
Di atas pasir berbumbung langit
Entah apalah dosanya
Rebah dihinggap peluru yang tak bermata

Berkawat lasykar angkuh
Di balik jentera perisainya
Berselendangkan senjata
Tiada belas nuraga nun dihatinya

Dunia bagai pejamkan mata
serta terpasung tangannya
tidak mampu berbuat apa
sedangkan mungkar beraja... oh
(oh mengapa?... ohhh)

Netzarim, Khan Yunis, Gaza, Jenin,
Namlus dan sepanjang tebing barat
Hari demi hari
Lasykar angkuh ini
Terus mengganas mencari mangsanya
Kanak-kanak atau orang tua
Tidak mengapa
Pada mereka sama sahaja!
Mengalir darah merah
Di atas bumi suci Anbia
Laungan Intifada
Bergema membakar semangat perjuangannya

Sampai bila...?
Sampai bilakah penindasan dan
Kekejaman ini akan berterusan?
Sampai bilakah bumi Anbia ini akan terus
Terkapai-kapai mencari keadilan dan kebebasan?

Aku sendiri menanti jawapnya...

Percayalah

Suasana sepi begini
Panahan rindu menusuk hati
Tak mungkin kau sedari

Lantas ku titip puisi kasih
Agar gelora tidak merintih
Sengsara pun menyisih

Dengarkanlah suara hati
Moga dikau mampu mengerti
Cinta hadir tanpa ku rasa simpati

Percayalah
Kasihmu lama tersulam
Di ruang paling dalam
Terlalu jauh tak terselam

Ku akui
Dugaan datang jua pergi
Rela ku menghadapi
Dengan harapan suci
Doa bersemi

Kasih
Usah bak suria kau hadir
Persis ombak memukul ke sisir
Bimbang cinta terusir

Kerna rindu pastikan lahir
Airmata setia mengalir
Berjanjilah ia tak mungkin kan berakhir
Oh oh...

Percayalah...

Purnama Merindu

Bermaknakah tiap baris kata-kata
Ataukah hanya dibibir saja
Bersungguhkah rindu yang engkau pamerkan
Ataukah sekadar hanya lakonan

Rindu... telah melekat dalam hatiku
Walau awan berlalu
Rinduku... tak berubah... arah

Purnama mengambang... cuma berteman
Bintang berkelipan dan juga awan
Siapa tahu...
Rindu yang mencengkam di hatiku

Aku meminta pada yang ada
Aku merindu pada yang kasih
Aku merayu padamu yang sudi... merindu ku

Purnama mengambang berbagai warna
Bila embun pun datang bintang purnama
Tinggallah aku sendirian bertemankan malam sepi

Aku meminta pada yang ada
Aku merindu pada yang kasih
Aku merindu padamu yang sudi memujuk

Hiaskanlah cinta di jari manisku
Sinarkan bagai gemerlap kencana
Tandakanlah kasih dimercu kalbu
Serikanlah purnama yang merindu

Seribu Kemanisan

Seindah sinar pelangi
Serinya menawan hati akan menghilang
Disaat terlena sinar mentari
Hanyalah sang rembulan
Dan bintang kan mengisi
Seri malam...

Usahlah mendusta hati
Lena didakapi mimpi
Menyapa keluhan
Yang akhirnya akan mengundang rawan
Yakinlah kan bersama
Andainya telah tercipta
Panca persada...

Himpunkanlah kekuatan
Usahlah ditaburkan
Seribu kemanisan harapan
Dari genggaman

Semarakkanlah warna asmara
Pabila tiba ketikanya
Keleraikanlah jalinan cinta
Menjadi satu dalam jiwa
Relaikanlah tiap keresahan
Diufuk kemawan
Tautkan keindahan
Kebahagiaan

Siti Situ Sana Sini

Di Bawah Cinta Satu Benua
Ku Berlari Mencari Satu Cinta
Cintamu Ku Ke Syurga
Kan Ku Bawa Ia

Di Bawah Cinta Satu Benua
Ku Berlari Mencari Satu Cinta
Cinta Ku Kan Ke Syurga
Kau, Ku Bawa Ia
(Siti Situ Sana Sini)

Pernahkah Kau Terfikirkan Aku
Perlukah Ku Mencuba
Haruskah Ku Mengalah ohhh.
Cintaku Damba
Situ Sana Sini Tak Tercipta.

Jauh Berlari
Cinta Ku Pasti
Pudar Nanti. Dirimu
Dengan Hati
Ke Awan yang Biru Terbangku

Ingin Aku Dibelai Cintamu
Ingin Aku Dirinduimu
Tak Tercapai Perasaan
Bawaku Terbang Bersamamu Kasih.

Seribu Musim Berganti
Hari Berulang Hari
Impikan Kau Hadir Di Sisi
Nyanyian Sukmaku
Teruskanku Di Sini Menanti Kasih

Sri Mersing

Sri Mersing lagulah melayu
Dikaranglah oleh biduan dahulu
Sri Mersing lagulah melayu
Dikaranglah oleh biduan dahulu
Hatiku runsing bertambahlah pilu
Mengenangkan nasib
Mengenangkan nasib
Yatimlah piatu
Hatiku rungsing bertambahlah pilu
Mengenangkan nasib
Mengenangkan nasib
Yatimlah piatu

Pantai Mersing kualalah Johor
Pantainya bersih sangatlah mashyur
Pantai Mersing kualalah Johor
Pantainya bersih sangatlah masyur
Pohonkan doa kitalah bersyukur
Negaralah kita negaralah kita
Hai aman dan makmur
Pohonkan doa kitalah bersyukur
Negaralah kita negaralah kita
Hai aman dan makmur

Untuk Selamanya

Andainya ku pergi
Usah disesali
Kerana ku sangsi
Adakah cinta masih di sini

Andainya kau tahu
Ku mencintaimu
Ku pasti dirimu
Tak akan tega melukaiku

Sampai bila akan begini
Menyimpan rahsia hati
Relakanlah aku pergi
Walau cinta masih di hati
Dan airmata menemani
Langkahku yang semakin tak pasti
Membawa kelukaan ini

Bila sampai waktu nanti
Ku harap kau kan mengerti
Mungkin bahagia atau derita
Takdir ku terima

Tuhan tunjukkanlah
Cahaya kebenaran
Kenangan bersamamu
Kan bersemadi
Untuk selamanya

Wajah Kekasih

Ku menyaksikan dedaun kekeringan
Gugur ke bumi gersang tiada penghuni
Tiada mentari, awan kesuraman
Bagaikan waktu yang terhenti

Ku menyaksikan seraut wajah cinta
Yang kehampaan tiada lagi bermaya
Kini kehilangan sebuah harapan
Bagaikan cinta yang terkubur

Adakah mungkin untukku menghindari
Gurisan kasih luka di hati
Jiwaku resah apakah kesudahan
Kecewa ataupun bahagia ooo...

Ku yakinkan diri demi rinduku
Penawar hanya dari wajah kekasih
Walaupun rintangan datang menduga
Ku tempuhinya kerna cinta membara
Ooo... mimpi yang indah
Jelmalah dalam nyata
Wajah-wajah kekasih

Ku mengharapkan ikatan kemesraan
Antara kita akan terlaksana jua
Walaupun impian dalam kekaburan
Ku yakin padamu oh Tuhan

Walinongsari

Walinong la yang sari
Puteri yang cantik
Datangnya dari puncak gunung Tahan
Puncak gunung Ledang, gununglah Banang

Turunlah bermain di taman sayang
Memetik bunga-bunga, menyusun bunga-bunga
Di dalam taman

Walinong la yang sari
Puteri yang cantik
Pandai menyabung pandai
Bersilat gayung, melambung lembing
Pandai melambung

Walinong la yang sari
Puteri bestari
Datanglah mari
Datang membawa talam
Datanglah mari

Walinong la yang sari
Puteri bestari
Datang membawa turun
Membawa payung
Payung berwarna kuning
Membawa payung

Walinong la yang sari
Puteri bestari
Datang membawa talam
Talam dari kayangan
Membawa talam

Walinong la yang sari
Puteri bestari
Puteri yang cantik dari gunung Banang
Dari gunung Tahan, gununglah Ledang
Turunlah hai tuan

Turun segera
Memetik bunga-bunga
Menyusun bunga-bunga
Di dalam taman
Puteri yang cantik
Hai... dari kayangan

Ya Maulai

Andai permata, andai permata jadi hiasan
(Ya Maulai Ya Maulai)
Jari ku mudah, jariku mudah sembuh lukanya
(Ya Maulai)
Bagai sutera dalam lukisan
Hidup ku indah warnanya
(Ya Maulai Ya Maulai)

Baru menguntum, baru menguntum kemboja rimbun
(Ya Maulai Ya Maulai)
Mekar harumnya, mekar harumnya seri halaman
(Ya Maulai)
Hendak ku minum mustika embun
Agar tersua idaman
(Ya Maulai Ya Maulai)

(Kata bagai pendita)
Bukan racun berbisa
(Besar hajat di hati)
Semoga 'kan diberkati
(Kau dipayungi awan)
Begitulah impian
(Bersungguhnya harapan)
Selagi nyawa di badan

(Ya Maulai)

Pintaku padamu bintang
Kirimkan aku sinarmu
Moga jadi kencana
Hiasan kasih dijiwa ku

Pesan ku padamu sayang
Bawalah pulang hatiku
Moga 'kan selamanya
Engkau bernafas di sisiku

muzik itu ketenangan